Kamis, Maret 13, 2008

Hanya Dua Kata

kejadiannya 2 hari yang lalu, kan aku dipinjamkan 2 kaset sama ni Ria, kaset nasyid. aku gak nge request kaset tertentu sih, cuma pokoke niRia mau minjamin aku kaset yang judulnya nasyid, terserah munsyidnya siapa. dan jadilah 2 hari yang lalu tu kasetnya dah di tangan. ni Ria ngasihnya di kampus,; satu kaset Edcoustic, satunya lagi kaset Rafly, solo album. dua-duanya asing bagiku. tapi kata teman-teman Edcoustic bagus. lama-lama, aku mikir juga, di asrama aku ga punya tape, trus diapain nih kaset? aku minjamnya dah beberapa minggu sebelumnya sewaktu masih dirumah ngabisin liburan, but, ya sutra lah,,, kan bisa akhir pekan di puter di rumah,
untuk ngilangin kekecewaan, aku pamerin aja kaset2 tu sama teh Ani. dan tahukah Bro...? ketika dia lihat kasetnya Rafliy...
eng ing eng....
seketika suasana berubah, teh ani langsung jingkrak2 ga tau aturan, kaya orang keinjak kecoa. dalam hitungan detik, aku mendapatkan alasannya : Rupanya si Rafly, salah satu idola teh Ani, apalagi dengan lagu Yatim yang dibawakan. aku langsung putar otak, apa istimewanya? rupanya lagi, dalam hitungan menit, aku dapat jawabannya, : lagunya si Rafly populer waktu Tsunami di Aceh, and kata teh ani lagunya sering di putar sebagai background berita2 tentang korban tsunami yang meninggal, sudah agak mengerucut sekarang. pikiranku mulai menemuai titik terang tentang lagu itu. aku ingat, ada satu lagu aceh yang menyayat-nyayat, namun aku ga tau apa maksud nya.
dan.... demi menghilangkan ke-lola-anku, teh ani yang biasanya jaim ngeluarin suara untuk nyanyi, bela-belain menguntaikan nada-nada lagu itu,(kebetulan ada teks Acehnya,,
dan... "OoooOooo lagu itu ya Teh", aku langsung connect, ekspresi kekagumanku terhadap tu lagu tambah membuat teh ani blingsatan (aku ketawa-ketawa sambil megang perut dia bikin). dan seolah-olah aku ini Rafly, teh ani ngotot nyuruh aku nyanyiin lagu itu buat dia.(untuk bro ketahui, suaraku lumayan kerenlah kalo nyanyi, he he) tapi yang namanya bahasa aceh tetep ga bisa memuaskan teh Ani, . dengan kekuatan agresif yang volume nya sama dengan sebelumnya, beliau langsung ngabur nyari adek asrama yang punya tape,, "pokoknya Harus denger malam ini!!!!" dekrit beliau segera membahana, ,, aku makin geleng-geleng kepala, ketemu ma kasetnya ja ekspresinya dah setengah mati, gimana ketemu orang nya!!>?
sambil terus nahan ketawa aku ngelirik jam, wadau!! jam stengah dua belas malam, fren!!! gila gak tuh? kaya lagi ngidam aja.
akhirnya dengan senyum puas dan bangga, teh ani kekamar di temani tape recorder Pera. tapi, perjuangan masih berlanjut, teh ani ga bisa ngoperasikannya, kayak orang lagi jatuh cinta, semuanya bikin dia buta. aku yang berlagak pahlawan turun tangan. dan..... ini klimaks dari kemaniak-an teteh, ternyata, beliau naruh tapenya kebalik!!! pantesan ga ada box kaset plus tonbol ini itunya!!!! yang seharusnya ngadap dinding, de adepin ke pemirsa..... oalah... ga mudeng!!! aku gak sanggup lagi,,, tawaku muntah bagai lumpur porong,,,, dan bagian yang paling paradoks dari kejadian semalam itu adalah ternyata tapenya si Pera gak bisa lagi, dah rusak, jadilah kami berdua mematung saja tape yang berisi kaset itu,,, dan yang paling menjiwai sebagai patung adalah teh Ani,,, Kesiaaannn.... deh!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kalau malin kundang jadi batu gara-gara durhaka pada ibu, ini mah lebih aneh lagi, jadi patung gara-gara tape butut, haha.....