Jumat, September 26, 2008

masih laskar pelangi

aku ingin terbang ke belitong, menjumpai salah satu ayahanda guruku,
aku ingin terbang ke belitong,, bertukar cerita dengan inspiratorku,
ku ingin terbang ke belitong, mengunjungi tempat-tempat yang begitu berarti bagiku,
aku ingin kesana,
aku ingiiiin kesana


Jumat, September 19, 2008

Bersyukurlah

 
Bismillah...
seolah tak percaya, senin kemarin, aku bagai menonton sebuah sandiwara tersedih dalam sejarah persinetronan indonesia. ribuan orang-orang, tepatnya orang-orang miskin, berdesakan seperti membludaknya penonton konser Nidji,  dilengkapi pula dengan siraman pemadam kebakaran karena panas menyengat, dan mengherankannya mayoritas dari mereka adalah ibu-ibu. beberapa kehebohan terdengar, dan akhirnya menyisakan beberapa orang bergelimpangan. kata bergelimpangan adalah sebutan yang pantas karena orang-orang itu bebrbaring sudah tak benyawa.
senin itu, di Pasuruan Jawa Timur, 21 orang Menjemput ajalnya ketika tengah bertarung memperebutkan zakat dari seorang mudzakki. nominal Rp. 20.000,- akhirnya mereka bayar sendiri dengan nyawa mereka, innalillahi wa inna ilaihi raaju'uun.
this is the real indonesia, Kawan.
bukanlah rombongan anak muda yang rapi dan bersih, bukan rumah mewah dan mobil bagus, seperti di sinetron-sinetron. inilah wajah kita hari ini, dan kita tak usah munafik lagi.
yang diperlukan hanya pengakuan. ya, pengakuan disertai kesadaran.

bahwa hidup kita ini bukan sedang diuji, namun sedang mulai diazab karena keengkaran kita.
bahwa sudah saatnya mengetuk hati nurani, karena dengan  berbagai cobaan-walaupun belum menimpa sebagian diantara kita- adalah juga ujian bagaimana kita bisa memperoleh pelajaran dan hikmah darinya.
amat menyedihkan, karena sinetron yang kusaksikan hari itu adalah kejadian sebenarnya, live.

buak mata, buka hati, dengarkan hati nurani.


Senin, September 08, 2008

Apa?

Apa yang berbeda dari diri kita pada Ramadhan? pola makan yang berubah agak teratur? shalat subuh yang lebih sering tepat waktu karena sahur? sebagian barangkali jawabannya ya, terkadang pola makan juga menjadi lebih berselera karena rasa lapar yang sudah seharian ditahan. terkadang adzan subuh sangat ditunggu-tunggu kedatangannya karena pengen buru-buru tidur lagi sebelum siang menjelang.
apa yang berbeda dengan rumah kita pada Ramadhan? agak rapi? Radio dan Televisi yang selalu nyala pada jam-jam mendekati berbuka? terkadang terjadi hiruk-pikuk kecil karena keterlambatan menghidangkan hidangan berbuka sementara Radio sudah komat kamit menyatakan waktu beruka sebentar lagi saja.
apa yang berbeda dengan lingkungan kita pada ramadhan? lebih religius? terkadang ada sapaan-sapaan bertema ta'jilan, kapan beli baju lebaran, nanti ikut tarawih atau nggak, atau ramenya orang disepanjang jalan menuju lokasi "pasa Pabukoan"
apa yang berbeda dengan media kita pada Ramadhan ? lebih religius? semua orang mendadak islamy? semua sinetron bertemakan Islam, padahal yang berganti cuma nama, dan judul. yang main tetap begitu juga dengan alur cerita yang begitu-gitu juga. bedanya cuma jilbab dengan tidak jilbab. iklan-iklan makanan, dan perlengkapan menjelang iduk fitri dan lain lain
apa yang berbeda dengan jiwa kita, iman kita pada Ramadhan? makan hati karena menahan amarah? tenang karena lebih fokus ibadah? terkadang ada rasa jemu kapan ini berakhir, hati lain menyatakan ingin selalu begini, karena tenang dengan damainya ramadhan.
apa yang terjadi pada semuanya ketika Ramadhan telah meninggalkan kita?
hanya Allah yang tau

semoga subuh lebih bisa dinikmati di awal waktunya
semoga segala amarah bisa berganti dengan cahaya kesabaran
semoga keteraturan dan kesederhanaan tetap melengkapi hari-hari
semoga ada perubahan baik yang berkelanjutan pada ramadhan kali ini

Senin, September 01, 2008

ow world !!!! Ami Is Back.......!

40 hari di Malalak, tak kalah serunya dengan 40 days in europe-nya seorang seniman yang hadir di Kick Andy beberapa bulan lalu. sebagai seorang rumahan yang baru belajar-belajar bertualang, aku tergolong yang mampu survive dengan segala keterbatasanku. pegi ke tempat yang baru dan menemui orang-orang baru, serta harus berperan aktiv dan berkesan positif. gak tau lah ceritanya mau dimulai dari mana, tapi yang penting, banyak ibrah-ibrah yang kudapat, mulai dari unik-uniknya temanku sekelompok, bagaimana akrab dengan masyarakat, bagaimana kita benar-benar menjadi warga kampung itu, bagaimana manjalankan komunikasi dengan baik bersama teman-teman, sampai ilmu remeh temeh dalam masak-memasak. wuih, bukan aku banget kawan!! sempat di awal-awal minggu disana akuk merasa tak mengenakl siapa diriku, dimana aku, ngapain disitu, kehilangan jati diri gitulah. namun alhamdulillah aku dengan cepat bisa menemukan dunia dan keluarga baru disana. Bersambung